Tiga Kali Beruntun Manchester City Juara Premier League
Manchester City memastikan juara Premier League untuk ketiga kalinya setelah Arsenal kalah 1-0 melawan Nottingham Forest pada pekan ke-37 Premier League. Manchester City sudah difavoritkan menjadi juara sejak awal musim apalagi dengan transfer kunci seperti mendatangkan dua striker sekaligus yakni, Erling Haaland dan Julian Alvarez.
Musim lalu Man City hanya mengandalkan Gabriel Jesus di lini depan setelah Sergio Aguero memilih hengkang ke Barcelona. Namun walau hanya mengandalkan Gabjes di lini depan, Man City tetap bisa mengunci gelar Premier League walau lagi-lagi harus tereliminasi di ajang Champions League secara dramatis oleh Real Madrid.
Berkaca dari musim lalu, Man City mulai berbenah dengan membongkar pasang squadnya. Gabriel Jesus dan Zichenko dilego Pep Guardiola ke Arsenal, sedangkan ia membeli beberapa amunisi penting diantaranya dua striker tajam Erling Haaland dan Julian Alvarez. Pep juga membeli gelandang jangkar dari Leeds, Kalvin Phillips, dan secara mendadak mendatangkan bek Dortmund yakni Manuel Akanji.
Erling Haaland, striker sensasional yang didatangkan dari Dortmund benar-benar menggila bersama Manchester City di musim ini. Rekor demi rekor ia ciptakan dalam satu musim berseragam biru langit tersebut. Ia menjadi transfer kunci Pep Guardiola pada musim ini khususnya dalam urusan mencetak gol.
Total ia mencetak 52 gol dalam semua ajang bersama Man City, catatanya pun masih bisa bertambah dengan dua laga yang akan ia lakoni dalam final Piala FA dan final Champions League. Di Premier League, Haaland memecahkan rekor pencetak gol terbanyak dalam satu musim dengan 26 gol, sebelumnya rekor tersebut dipegang legenda Man United, Andy Cole.
Walau Haaland disebut sebagai pemain kunci yang didatangkan Pep Guardiola pada musim ini, namun peran pemain baru lainnya tak kalah pentingnya. Julian Alvarez selalu bermain bagus saat Pep Guardiola memberikannya menit bermain, mempuyai finishing yang klinis La Arana telah membukukan 17 gol di musim ini walau sering turun dari bangku cadangan. Alvarez disebut-sebut tak layak untuk hanya menjadi pilihan kedua, apalagi ia juga menjadi pemain penting untuk Argentina saat menjadi Piala Dunia Qatar lalu.
Jangan lupakan juga peran Akanji di lini belakang Man City musim ini. Pep secara mendadak tiba-tiba mendatangkan Akanji padahal ia sudah punya Stones, Laporte dan Ake di lini belakang. Namun tampaknya Pep Guardiola mendatangkan pemain Swis tersebut murni karena alsan taktikal. Penampilan nya yang multifungsi bisa berperan di bek tengah kanan dan bek tengah kiri membantu Pep untuk menerapkan strategi anyar nya musim ini. Praktis kedatanangan Akanji ini menggeser Laporte ke bangku cadangan.
Tranformasi Strategi Pep dengan 3 Bek
Bukan Pep Guardiola namanya kalau tidak melakukan inovasi dalam strategi dan taktik permainan. Mempunyai kedalaman skuad yang bagus praktis membuat Pep dengan leluasa mencoba beberapa formasi dan pada musim ini Pep secara pakem bermain dengan formasi 3-2-4-1. Skema tiga bek milik Pep unik karena bukan full bek yang ditempatkan di kedua sisi melainkan winger. Ia pun sedikit merubah satu bek tengah untuk maju ke tengah menjadi gelandang bertahan.
Dengan sistem permainan tersebut, Man City memiliki 4 pemain ketika bertahanan hal tersebut tidak bisanya terjadi, ketika permainan dengan sistem 3 bek lajimnya mereka mempunya lima pemain dalam bertahan. Pep ingin terus agresif walau dengan sistem 3 bek tersebut, kuncinya adalah permainan Jhon Stones yang menjadi orang pertama memblok serangan lawan, Rodri dengan sigap menjadi pemain yang mengatur ritme permainan Man City.
Di belakang Haaland, terdapat Kevin de Bruyne dan Ilkay Gundogan. De Bruyne siap memberikan umpan-umpan mematikan dan Gundogan bersiap menjadi pemain yang akan memanfaatkan second ball atau penyerang lubang. Di sisi kiri dan kanan ada Jack Grealish dan Bernardo Silva yang sering melakukan akleritasi menusuk ke jantung pertahanan lawan. Praktis permainan total menyerang tersebut membuat Man City perkasa di musim ini dan diambang akan menyabet Treble Winners
Title Race dengan Arsenal
Perjalanan Man City di Premier League musim ini tidak selamanya mulus, beberapa kali mereka sempat terpeleset dan Arsenal siap memanfaatkannya. Arsenal mejadi kejutan di musim ini karena mejadi pesain gelar dengan skuad pemain muda dan pelatih Arteta.
Namun Arsenal nampaknya belum mencapai level Manchester City, dalam dua kali perjumpaan mereka di Premier League, mereka mendapatkan dua kali kekalahan. Hal tersebut yang membuat Man City mengambil alih pucuk klasemen setelah berminggu-minggu dikuasai meriam london tersebut. Pep dengan Man City nya ditambah Erling Haaland yang seperti robot memang layak juara Premier League musim ini
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan
